What I feel?
Pulang
sekolah terasa lebih cepat setelah aku masuk kelas. Pelajaran hari ini, semuanya tidak ada yang masuk ke otakku. Mungkin
karena kejadian tadi, hal yang aku tak bisa lupakan. Sebuah peristiwa yang tak
terduga untukku. Aku senang dan aku ingin meliahat wajah Alka yang memerah sekali
lagi. Saat itu aku tak berani menatap matanya, jantung dan hatiku tidak
sejalan. Tubuhku kaku, ini pertama kalinya aku dicium seorang pria aku tak bisa
membayangkan wajahku saat itu. Kubereskan alat-alat tulis yang ada di mejaku,
aku bersiap-siap untuk pulang. Setelah aku keluar dari kelas ku lihat sesosok
laki laki, yang menunggu di depan kelas ku. Kuperhatikan wajahnya seperti
sesosok yang aku kenal, ya itu Alka. “Alka?” ucapku lirih. Kuberanikan diri
mendekatinya dan menyapanya. Aku tidak tahu itu, semua siswa memperhatikaan aku
dan Alka. “hey sa, mau pulang bareng?” Tanya Alka. Aku terkejut. Mataku
terbelak, aku tak percaya kata-kata ini keluar dari mulut Alka,dia membuatku binggung.Yang pertama pagi-pagi
sekali Alka menatapku dengan tatapan angkuh, lalu saat di UKS Alka memintaku
menjadi temannya dan mencium keningku, sekarang dia mengajakku pulang bersama,
dengan motornya? Apa ini akal-akalan dia saja mempermainkanku? Aku berpikir
terlalu lama. Sampai-sampai Alka meninggalkannku. Aku tersadar, tanpa membuang
kesempatan aku mengejarnya
“Alka”
teriakannku, Alkapun menoleh kepadaku, dia berhenti!!, dia menungguku! Biasanya
Alka dulu selalu meledekiku saat aku panggil dia, kadang-kadang dia pura-pura tidak
mengenaliku. “Ayo mau nggak? jangan bamyak berfikir, keburu akal sehatku
kembali lagi nih mengajakmu pulang barenga denganku!” ujar Alka sambil
tersenyum. Senyuman yang selalu aku lihat, tapi sekarang senyuman itu
ditunjukan olehku. Senyuman yang selalu aku impikan, senyuman itu yang selalu
menemaniku saat aku ingin tidur,Senyuman yang setiap orang akan senang bila
mendapatkannya. Aku tidak mau munafik, aku masih menyukainya. Dengan hati
berdebar aku berlari dan berjalan di belakang Alka. Karin yang berada di pojok
tangga, langsung memberiku kode. Entah kode apa yang Karin berikan tapi akau
tahu Karin menyuruhku untuk tetap pulangbersama Alka.
Saat
di parkiran motor, Alka memberiku helem cadangannya, dia juga memberikan
jaketnya kepadaku. Aku tidak bisa berkata apa–apa saat Alka melempar jaketnya
padaku “Ambil nih” aku hanya
menagngkapnya, lalu aku pakai “bau yang khas!” Gumanku. “Apa?” tanya Alka sambil
membelokan motornya. “Ahh?engga?” aku memukul kepalaku, aku bodoh bisa-bisanya
aku berucap itu. Alka tahu perkataanku. Aku malu, aku hanya diam dan Alka
menyuruhku naik dimotornya. Motor merah besar yang biasa Alka pakai setiap
harinya. Rasanya hari ini aku sedang menikmati indahnya hidup.
Alka
mengendarai motor dengan kecepatan yang tinggi, mau tak mau aku harus
memelukkanya, “Hei, karena sekarang lo gue bonceng! Terserah gue dong lo mau
gue bawa kemana?” Aku mendengar suara Alka. “Apa?” lo yang minta gue buat
pulang bareng ka?” tukasku. Aku panik, Alka tidak membawaku pulang, Aku minta
turun kepada Alka, tapi alka hanya menyuruhku diam. Aku diam, aku takut Alka
melakukan sesuatu kepdaku. Sepanjang perjalanan aku hanya berfikir bagaiman
nanti aku bisa kabur dari Alka. Aku memeluk Alka dengan erat karena Alka
mengebut. Aku bodoh mau-maunya saja aku diperdayakan oleh Alka, seharusnya aku
tahu bahwa aku dikerjai oleh dia. Apalagi di telah mencium keningku tadi pagi.
Alka
berhenti di sebuah tempat yang sunyi dan damai, aku tak tahuu tempatnya dimana,tempat
yang sangat tenang. Ada sebauh bangku di dekat Danau. Alka menyuruhku turun
dari motornya. Dia menyuruhku duduk dibangku itu, “sa, bangun tidur mulu duduk
disitu!” ajak Alka. Aneh tiba tiba alka tidak semanis tadi. Dia sekarang sudah
kembali lagi ke Alka dulu. “Huff gue dikerjain deh” Aku duduk, mau ngapain lagi
semua rencanaku hilang, gara gara aku tertidur di perjalanan, aku nggak tahu
daerah ini dimana? “Lo mau ngapain gue ka?kesabaran gue udah gak bisa di
tampung lagi ya!”aku kesal, mungkin volume suaraku sudah full. “Kenapa?” gue
kan janji mau pulang bareng. Nanti juga gue anter” Alka duduk di bangku itu.
Aku tidak terima dipermainkan Alka seperti ini, aku meminta Alka mengantarku
pulang, namun Alka tidak mau mendengarkannya. “lo mau pulang?pulang aja
sendiri, kalo lo mau pulang lo bisa jalan kaki dulu 1 kilometer dari sini,
soalnya disini nggak ada angkot, Apalagi Taxi. Kalo lo mau telepon orang disini
jarang ada sinyal.” Jawab Alka dengan panjang lebar. Aku marah.sangat marah.
Aku duduk disebelah Alka dengan perassaan marah, dan kesal aku duduk sambil menekukan wajahnku.
“Kenapa?
Marah nggak suka?bukannya lo suka kalo deket-deket gue kan?” tanya Alka sambil
meledikku. Pipiku memerah, “apa-apaan sih!lo itu udah buat satu hari gue terbuang
sia-sia!” aku tetap duduk dipaling pojok bangku. Aku menjauh dengan Alka, Aku
diam aku melihat pohon-pohon yang tertata apik di dekat danau. Bunga bunga yang
baru bermekaran membuat danau disini terasa indah apalagi ada sebuah pohon
besar di samping bangku yang aku duduk berdua dengan Alka, tempat ini terasa romantis
untuk pasangan yang baru jadian. Aku terhanyut denga keindahan danau ini,
apalagi suara Angsa yang berenag di sekitar danau itu. Kupejamkan mataku, aku
merasa angin sepoi-sepoi masuk sedalam seragamku, ini sangat menyenangkan.
“Sa?lo
seneng disini?” tanya alka dia mendekatiku. “iya, ini tempatnya bagus ka,
gimana lo bisa nemuin tempat ini?” tanyaku. “Ini tempat favoriteku, cuma gue
sama lo doang yang tahu!” ucap Alka. Maksud Alka berbicara seperti itu denganku
kenapa?aku tahu Alka banyak pacarnya, aku tahu Alka playboy. Apa semua
cewe-cewe gebetannya selalu dibawa disini, dan dia selalu berkata-kata manis
seperti tadi?. “massa?” tanyaku tak percaya. “Paling-paling semua cewe yang lo
gebet,selalu dibawa ditempat ini?” aku berdiri dan berjalan ketepi danau. Aku
tak percaya hanya aku dan Alka yang tahu tempat ini favoritnya. Aku diam,
langit yang berwarna oranye menandakan waktu sudah senja. Aku tersenyum, pasti
mama panik dan mencariku kemana-mana.
“Yu
pulang gue anterin lo!” ajak Alka. Aku pulang bersamanya, aku tak memikirkan
Alasan aku pergi sampai sesore ini. Jam ditaanganku sudah menunjukan jam 6
sore,terdengar azan magrib berkumandang. Alka mengantarku sampai dirumah, mana
mungkin Alka mau masuk kerumahku. Ini konsekuensiku karena mau diperdayakannya,
aku tidak akan mengulangi perbuatan bodohku ini. Aku harus menghindar dari Alka
besok sampai Alka pergi.”Sa, maafin gue ya yang tadi, gue pengen lo tahu tempat
istimewa kepada orang yang istimewa buat gue! ” Alka menatapku, terpancar dari
wajahnya itu adalah tatapan yang tulus dari seseorang pria. “Istimewa?”aku
bingung dengan semua perkataan Alka. Apa hari ini Alka ingin menembakku? Aku
tak mau banyak berharap. Kami kaget saat Ayah datang keluar rumah, ia menemui
Alka. Aku tahu Ayah pasti akan cerewet terus agak-agak kepo tentang aku dan
Alka.
“hey,om?”
tegur Alka menyapa ayahku. Aku takut ayah tidak suka dengan Alka. Ternyata
benar, Ayah hanya membuka mulutnya sedikit sekali. Aku tahu kalau ayah tidak
suka dengan orang. Alka menjadi agak-agak keki dengan ayah, “Kamu siapa?kenapa anakku pulang jam
segini?”tanya ayah panjang lebar. “Nama saya Alka om, saya teman Alsa dari SMP.
Maaf om saya tadi membawa Alka tanpa seizin om!” tukas Alka. Ayah hanya berdiri
di depan pagar. Tak lama kemudian mama datang, dia menghampiri kami bertiga.
“Ada apa ini?”tanya mamaku menghampiri kita. Aku menjelaskan kepada mamaku.
Sebelum aku menjelaskan. Mama langsung menyapa Alka. “Hallo kamu Alka kan? Kamu
temannya Alsa itu?” tanya mamaku. Aku bingung kenapa Alka dan Mama saling
kenal. Apa mereka pernah bertemu sebelumnya? Ayah langsung mengalihkan
perhatiannya ke mama. “iniloh yah, Alka ini tadi meminta izin mengajak Alka
main. Dia udah izin kok ke mama,Papa nggak tahu anak muda aja deh!” sahut mama.
Alka yang semulanya keki langsung berani menatap Mama dan Ayahku. “Tante,Om,
Sa? Saya pulang dulu ya!sudah malam”Alka pamitan kepada Mama dan Ayahku. Tanpa membuang waktu Alka langsung
menghidupkan motor merah besarnya dan pergi keluar komplek rumahku. Aku masuk
ke rumah, Ayah terus mengepo. Yasudahlah ini hari yang panjang. Aku segera
mandi dan tidur. Aku nggak mau tahu kenapa Mama dan Alka saling kenal. Kenapa
Alka meminta izin pergi denganku kepada Mama.
Keesokan
harinya karin seperti biasa beragkat sekolah bersamaku. Karin juga terus
menanyakan tentang kemarin. Aku malas untuk menjawabnya. Kerin sama saja dengan
Ayah sama sama KEPO. Mungkin Karin adalah anak Ayah yang hilang. Abis sama sama
mau tau aja. Aku bete sekali, Saat aku sampai dikelas dan duduk dibangku-Ku ,
Karin menemukan sebuah kotak hadiah berbentuk hati berwarna merah muda
ditunjukka buat aku. “Sa, ada bingkisan buat lo?” tunjuk Karin. Aku dan Karin
penasaran, lalu aku membuka bingkisan itu, ternyata ada gantungan 2 angsa putih
yang berpasangan, dan gambar sebuah danau yang indah. Persis seperti kemarin
aku datangi bersama Alka. Aku terdiam, kenapa Alka memberiku hadiah? Kenapa
Alka jadi begitu perhatian denganku. Kenapa saat-saat Alka ingin pindah. Aku
segera mengambil gantungan Angasa itu ditangan Karin dan langsung berlari ke
kelas Alka. Aku mencari-cari dia, tapi aku tak menemukannya. Ternyata hari ini
Alka tidak masuk,dia izin masuk sekolah.
Aku
tak menyangka Alka yang dulu menyebalkan dan tidak pernah Absen saat SMP
tiba-tiba dia jarang ada di sekolah, dan selalu izin. Alka sangat berkarisma.
Kubulatkan Tekatku untuk datang menjengguk Alka kerumahnya sepulang sekolah.
***
Sepulang
sekolah aku datang kerumah Alka sendirian, aku juga membeli buah di perempatan
jalan. Yaa cukuplah buat menjengguk orang. Aku datangi sekali lagi kediaman
Alka. Tapi tak nampak orang disana, aku menunggu Alka sampai pulang, terus
menunggu. Aku sampai tertidur di teras rumah Alka. 4 jam kemudian ada mobil
yang datang, pengemudi mobil itu sengaja mengklakson mobilnya. Alka udah
pulang. Lhoo kayanya Alka sakit. Kenapa Alka mengemudi mobil itu? Ku perhatikan
seseorang yang ada di sampingnya, aku mendekati mobil itu. Alka langsung turun
dan mendekatiku, tiba-tiba tubuhku langsung jatuh di tangan Alka. Badanku
terasa menghilang, Alka panik dan langsung mengotongku.”Saa,, bangun!”teriak
Alka panik. Aku tidak bisa mendengar suara Alka, aku pingsan cukup lama. Alka
menggotongku sampai dikamarnya. Kamarn cowo yang sudah aku duga. Disana
terpampang poster Club MBA setinggi 1 meter yang membuatku tahu ini kamar Alka.
“Dirumah ini hanya Aku dan Kamu lhoo” goda Alka kepada ku. Aku takut disini
hanya ada aku dan Alka. “Tapi kamu nggak usah khawatir, kamu bukan tipe ku
kok!” jawab Alka sambil tertwa. Ucapannya melegakannku sekaligus membuatku
sedih, ternyata aku buka tipe Alka. “Dirumah ini, dikamar ini hanya ada kita
berdua ka?” tanyaku pelan. “Kenapa kamu takut?”goda Alka sekali lagi.
“Enak
aja, gue mau pulang,!” perintahku. aku nggak kuat menahan rasa detak jantungku
bersama Alka terus-menerus. Enak aja hatiku bisa dipermainkan. “badan kamu
masih panas Sa!aku sudah menelpon mama kamu, kamu ada disini!” . Aku binngung
kenapa mama merelakan aku berduan bersama Alka di sini? Ada apa ini?Entahlah,
yang pasti badanku masih lemas, dan panas. Aku tahu tubuhku lagi tidak vit. Aku
sedang melakukn diet ketat, karena berat badanku agak naik. “Idih siapa
lo-siapa gue?”jawabku judes. “Ka tadi siapa yang ada disamping lo pas dimobil?”
tanyaku smabil meminum susu panas dari Alka.”Ooh,, itu sodara gue dia tinggal
di Australi.” Jawab Alka singkat. Tiba-tiba suasana yang biasa-biasa saja,
tiba-tiba menjadi romantis. Aku takut saat ini, kami berdua ada di tempat yang
cukup erotis. Yaa takut kami lepas kontrol. Alka mendekatiku, aku takut Alka
berbuat macam macam kepadaku disini. Aku ingin pulang, Wajahku memerah saat
Alka mendekatiku. Aku tak bisa menahan rasa takutku saat itu, apalagi saat Alka
mendekati wajahku. Aku takut Alka menciumku sekali lagi. Mukaku semakin memerah
,sangat merah, seperti kepiting rebus. Aku hanya bisa menutup mataku dengan
tangan. Wajah Alka semakin mendekatiku. “Ka,,lo jangan macem-macem ka? Ayah gue
jago silat lo?” aku sangat tegang. Ternyata Alka hanya mengelap mulutku yang
celemotan karena susu hangat dengan handuknya.
Dia menjitakku dan meledikiku otak mesum. Aku malu, ternyata Alka tidak
memanfaatkan kesempatan dalam ketakutan. “lo aja yang mesum!kemaren lo
tiba-tiba cium gue?” balasku marah. Aku pelan-pelan menjauhi Alka. “Cium? ohh
yang itu? Kenapa masih kepikiran ya” jawab Alka santai. Aku marah, Alka hanya
menjawab secara enteng. Aku marah, ku
gebuk kepala Alka dengan bantal guling miliknya. “Rasain!itu first kiss gue
tahu!” aku terhenti.kenapa hal yang memalukan itu keluar dari mulutku. Pasti
Alka akan meledekiku nih! Aduh Alsa kok lo bisa bego lagi sih! Pikirku. “hah
First Kiss lo?”ledek Alka. Dia terhenti saat aku bilang gitu, mukaku yang
semuala sudah kembali lagi, kita mulai memerah. Kali ini sangat merah dari yang tadi. Tatapan Alka juga beda, Alka
memelukku dan membisikannku sesuatu yang aku tak bisa bayangkan. Ternyata dia
juga first Kiss. Hatiku senang karena aku yang mendapatkannya, hati ku berdetak
kencang dan aku juga mendengar detak jantung Alka. Aku yakin Alka punya rasanya
yang sama^^
0 komentar:
Posting Komentar