Tak
lama kemudian, mama Alka datang membawakan makanan. Ternyata dari tadi Alka
membohongiku, mama Alka seorang Dokter
di Rumah Sakit terkenal di Jakarta, dia yang memeriksaku saat aku pingsan tadi.
Dia masih mengenakan baju rumah sakit, mama Alka sangat baik sekali. Terlihat
dari wajahnya yang teduh dan hangat, terpancar kasih sayang yang tak terkira
darinya. “Kamu,Alsa ya?”tanya mama Alka saat dia menaruh makanan di dekan meja
kamar Alka. “Iya tante!saya Alsa.Maaf tadi repotin tante?” ujarku. Kami bertiga
langsung keluar menuju meja makan. Alka yang saat itu memakai celana santai dan
t-shirt sangat casual, dia tampak gagah apalagi saat dia diam. Mama Alka sudah
menyiapkan makanan di meja makan. Sasya yang tiba-tiba datang menghampiri kami.
Dia tampak imut saat membawa boneka beruang yang kecil seperti (bonekanya
mr.bean) menurutku. Sasya sangat dekat dengan Alka, sasya baru berumur 5 tahun.
Kami duduk di meja makan, aku duduk
di depan Alka. Wahh ini hari keberuntunganku. Aku bisa bertemu Alka dan Mamanya
juga Sasya dan makan bersama meraka. Ternyata keluarga Alka sangat ramah dan
nyaman. Sayang keluarga ini tampak tidak sempurna saat bangku di paling depan
tidak diisi dengan seseorang lelaki. Papa Alka sudah meninggal 4 tahun yang
lalu saat aku dan Alka camping, setelah camping Alka menjadi cowok yang sombong
dan tidak ramah kepada semua orang. Aku juga tidak mengenali Alka yang dulu
saat dia menolongku dijurang. Dia juga
menjadi cowo playboy di SMP dan berlanjut di SMA. “Kamu teman Alka atau Pacar
Alka?” tanya mama Alka. Akupun tersentak, aku bingung ingin menjelaskan apa.
Alka juga tidak memberikan kode untuk aku menjawab pertanyaan itu. “aku Cuma
teman Alka tante!” jawabku lirih, aku langsung menoleh ke Alka. Tapi rasanya
Alka tidak ada respon, aku terus melanjutkan makanan. Sasya terus bersama Alka,
sangat dekat sampai-sampai aku dilupakan. Kasian! Selesai makan aku ingin
berpamitan pulang. “Tante aku pulang dulu ya??maaf udah repotin tante!”ujarku.
“nggak apa-apa kok. Kamu pulang naik apa?” tanya tante Rima mamanya Alka.
“nggak tahu tan yang ada aja di jalan.!”.” Kamu pulang bareng Alka aja, disini
hujan sa?gimana?nati kamu diantar pakai mobil sama Alka, lagian juga hari sudah
malam.!” Perintah tante rima,di menyuruh Alka mengantarku pulang , Aku takut nanti
Alka membawaku ketempat yang aneh-aneh lagi.
Alka mengambil kunci mobil di dalam,
tante Rima dan aku menunggu di garasi rumahnya. Tante Rima melihat gantungan 2
angsa putih yang menggantung di tas aku. “kamu juga suka Angsa putih?”
tanyanya. Aku kaget,”oh engga kok tante!” jawabku lirih. “Alka suka banget sama
Angsa, katanya 2 angsa yang sepasang akan Abadi!katanya sih gitu?” tukasnya.
Tiba-tiba Alka datang dan menghidupkan mobilnya. Alka belum punya SIM mobil,
yasudah lah rumahku dan Rumah Alka hanya beda komplek, jadi nggak masuk jalan
raya. Aku yang jadi keki dengan perkataan Mama Alka lagsung berpamitan
dengannya, Sasya juga. Alka menyuruhku cepat masuk. Kami pun pulang bersama
“Abadi?” hal yang aku pikirkan
selama perjalanan. Banyak kemungkinanyang aku pikirkan dalam satu kata Abadi.
Alka berubah kembali, seperti Alka yang jutek dan rese denganku. Sepenjang
perjalanan Alka selau mengungkit badanku yang gendut,seperti dulu. Aku malas
kalau Alka sudah balik ke wataknya. “Alka,diem nggak” teriakku. Alka seperti
menuruti perintahku, mukaku yang bete aku hanya melihat ke jendela mobil. “Sa,
maaf sa!” Alka meminta maaf. Aku masih ngambek atas kelakuan Alka. Aku sengaja
dateng untuk menjenguknya sakit, ternyata dia tidak sakit. Mana sekarang aku
yang sakit lagi. Terus hari ini aku ingin menanyakan kenapa dia memberiku 2
angsa putih yang berpasangan, tapi dia terus mencelaku. “ Ya..Alsa jangan marah
dong!suer deh gue nggak ngungkit masalah dulu!” Alka memberhentikan mobilnya di
tengah jalan. Aku kesal, main berhenti-berhentiin mobil aja. Alka keluar dari
mobilnya. Aku bingung malam-malam hujan seperti ini Alka keluar. Apa dia ingin
ninggalin aku? Ya sudah lah. Aku diam saja kalau 5 menit Alka tidak balik, aku
akan pulang sendiri. Tiba-tiba Alka mengetuk jendela mobilku, dia menyuruhku
agar tidak membukanya. Hujan Deras, membasahi tubuh Alka dia memegang sesuatu. Dia
menyuruhku membuka Kotak di kursi belakang. Aku mengambilnya, Alka yang sudah
kedinginan karena terguyur hujan yang deras, menyuruhku kembali membuka
kotaknya, yang berisi “ will you wannabe my girlfriend?” Aku menangis.ini
adalah pertama kalinya aku pacaran dan ditembak secara romantis ini, Alka
mengetuk sekali lagi, dia menyuruhku
keluar hujan-hujanan bersama. Aku yang sempat terharu, membuka pintu
mobilnya. Alka berteriak “Alsa kamu mau jadi pacarku?” ujarnya. Aku semakin tak
percaya, terpancar keseriusan di wajahnya. Apa ini hanya sebagian Hobby buatan
Alka dulu sering nembak cewe disekolah untuk dipacarinya selama kurang dari
sebulan? Tapi Otak dan Hatiku berbeda, aku ingin menjadi pacar Alka. Ini adalah
hal yang aku tunggu selama 4 tahun saat aku SMP, saat Alka menolongku. Tapi
otak ini menyuruhku agar menolak cinta Alka, ini sebagai balas dendam karena
Alka telah menolahku saat aku berani menyatakan cinta di kantin. Dia
meledekiku, karena aku gendut, dan gendut tidak ada dikriteria cewe Alka. Hujan
makin deras, Alka yang mempayungiku meminta jawaban. “Alsa, aku benar-benar
menyukaimu jauh saat kau seperti ini, saat kamu berusaha ingin kurus, aku
selalu mengendap-ngendap melihatmu. Aku selalu melihat saat kamu sakit harus
menahan rasa lapar!Aku selalu memerhatikannmu. “ Aku terkejut selama ini Alka
selalu memerhatikannku. Aku tak bisa membayangkannya. “Apa ini Cuma akal-akalan
kamu untuk mengerjaiku ka?” Tanyaku berteriak. Hujan yang deras ini, menandakan
agar aku cepat-cepat memberi Jawaban kepada Alka. Ku rasa aku harus punya waktu
untuk memikirkannya “Alka, kasih gue waktu buat mikirin hal ini!”ujarku.Tanpa
banyak berucap Alka, Alka mengangguk dan bertanya. “Baiklah, sampai kapan kamu
memikirkannya?” tanyanya padaku. “Aku nggak tahu, kamu tiba-tiba baik
dengaku!memberi aku hadiah, bahkan tingkah kamu yag dulu denganku dengan saat
ini sangatlah berbeda. Apa yang kamu sembunyikan padaku?”tanyaku penuh
kepastian. Tubuhku mulai menggigil, Tanganku juga kaku, begitu juga Alka. Dia
tidak memakai payung. Payung ditangannya bukanlah untuknya, akan
tetapi untukku. Alka sangat
baik akhir-akhir ini.
“Alsa, aku enggabakalninggalinkamu! Aku janji aku akan setia dan akan selalu ada untuk kamu sa, aku janji!!”ujarnya. Saat ini aku bingung harus mengatakan apa kepada Alka. Hati dan pikirann ku berbeda. Rasanya aku ingin cepat-cepat pulang ke rumah dan ingin tidur. Alka akhirnya menunduk, terlihat dari rawut wajahnya dia sangat kecewa. Aku tidak kuat melihat Alka kecewa seperti ini.
“Alsa, aku enggabakalninggalinkamu! Aku janji aku akan setia dan akan selalu ada untuk kamu sa, aku janji!!”ujarnya. Saat ini aku bingung harus mengatakan apa kepada Alka. Hati dan pikirann ku berbeda. Rasanya aku ingin cepat-cepat pulang ke rumah dan ingin tidur. Alka akhirnya menunduk, terlihat dari rawut wajahnya dia sangat kecewa. Aku tidak kuat melihat Alka kecewa seperti ini.
“Alka, kamu janji
engga bakal ninggalin
aku?” tanyakul irih.” Aku janji, aku
saying sama kamu!”jawabAlka. Aku tahu kata-kata Alka tulus
dari hati. “Yaa..Alka, aku
mau!Aku mau jadi pacar kamu ” jawabku
malu-malu. Alka langsung melihat
wajahku, dia tersenyum dan
aku sangat malu
karena jawabanku. Payung yang
diperuntukkan
kepadaku, dilepas dan aku
dan Alka sama-sama
basah kuyup. Setelah itu, Aku
dan Alka berjalan
ke mobil.
Alka terus
melihat ke arahku, Aku sangat
senang bercampur malu. Hari yang aku
impikan akhirnya terwujud. Sudah
4 tahun aku
menunggu saat-saat ini. Yang aku
takpercaya, Alka menyukaiku saat
aku berusaha untuk
kurus. Aku ennga bias
menahan rasa bahagia yang terjadi saat
ini. Di dalam mobil, kami
berdua
sangat kedinginan. Baju kami
semuanya
basah, apalagi besok aku
harus sekolah. Saat sampai di rumahku, ayah berdiri di depan pagar.
Aku
tahu sekarang ini
sudah jam berapa. Pasti ayah akan negative thinking
denganAlka.
“Ka, mending lo engga usah
nganterin deh! “aku menahan dia. “Kenapa? Aku kan harus
ketemu papanya pacaraku!” gombal
Alka. “Ihhh, udah deh,!Pasti papa
bakal
mikir jelek ke
kamu!”.Alka pun terus mengantarku sampai di depan papa. Alka yang sangat basah
kuyup memanyungiku sampai di depan
pagar. Papa langsung melihat Alka
dengan tatapan sinis. Aku
engga tahu apa yang dipikirkan papa saat ini. “Maaf om, Alsanya
baru pulang jam segini!” Alka membuka
pembicaran. Aku sangat
terkejut Alka bias
berbicara sesopan ini
kepada orang lain yang ia baru
kenal. Papa tetap diam, padahal Alka
sudah sopan. Aku menyuruh
Alka untuk pulang. Papa tampak begitu tak
suka dengan Alka. Papa lagsung
menyuruhku naik k
eatas, untuk masuk kekamar. Dan Alka
disuruh pulang oleh papa. Sebelum
itu aku sudah
berpesan kepada Alka
jangan masuk ke
hati ,apa yang terjadi oleh papa
untuk
Alka. Alka juga udah
mengiyakannya. Aku masuk ke
dalam rumah bersama Papa, dan
Alka pulang dengan
mobilnya.
Tak lama kemudian saat di kamar, aku
mendapat SMS dari Alka, dia mengabariku tentang kondisinya, yang engga terpengaruh
karena papa. Aku sangat Lega. Tiba-tiba SMS masuk lagi. Ternyata dari Alka
juga. Aku sangat terkejut dengan SMSnya yang Kedua. Besok Alka akan mengumumkan
aku dan dia Pacaran, dan mulai besok Alka akan menjemputku selama ia masih
belum pindah.
0 komentar:
Posting Komentar